Sejarah Taman Satwa Kandi/Kandih/Kandis

gerbang awal taman satwa kandi
Sebelum dijadikan sebagai obyek wisata,  Kawasan Wisata Kandi atau Kandih/Kandis adalah areal penambangan batu bara PT. Bukit Asam.  Ketika membebaskan tanah kawasan yang ditambang, PT. Bukit Asam memberikan ganti rugi terhadap masyarakat setempat pemilik lahan. Setelah deposit batu bara menipis dan tidak lagi ekonomis untuk ditambang, PT. Bukit Asam mengembalikan kawasan bekas penambangan kepada negara, yaitu Pemerintah Kota Sawahlunto.

PT Bukit Asam mempunyai kewajiban mereklamasi kawasan setelah tidak lagi dimanfaatkan untuk aktivitas pertambangan. Bentuk dari reklamasi itu sendiri adalah menata dan menanam tanaman pelindung. Pohon-pohon seperti
akasia, lamtoro dan lain-lain dijadikan sebagai tumbuhan pionir untuk menghijaukan kembali areal tersebut. Kini, areal yang luas keseluruhannya mencapai ± 400 ha, ditetapkan oleh pemerintah Kota Sawahlunto sebagai Kawasan Wisata dan Olah Raga. Salah satu obyek wisatanya adalah Taman Satwa Kandi.

Kawasan Wisata Kandi berada pada ketinggian dalam kisaran 210 s/d 370 m dpl, dengan topografi lahan berbukit sekitar 80% dan dataran sekitar 20%.   Pada permukaan tanah hampir seluruhnya ditanami pohon akasia dengan jarak tertentu. Penetapan Kawasan Wisata Kandi sebagai Kawasan Wisata dan Olahraga dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2002.

Konsep awal perencanaan pembangunan adalah membuat Taman Safari Mini di Kawasan Wisata Kandi melalui Kantor Pariwisata dan Kebudayaan (sekarang Dinas Pariwisata) yang pada saat itu dipimpin oleh Drs. Hendri Thalib. Pembangunan ditentukan pada lokasi yang mempunyai aksesibilitas strategis sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Pilihan jatuh dan ditetapkan pada lokasi yang berada dalam kawasan Pembibitan Sapi PT. Lembu Betina Subur (PT. LBS). Setelah mendapatkan izin dari berbagai pihak, maka pembangunan dimulai pada bulan September 2006. Beberapa kandang Satwa yang dibangun pada awal pendirian adalah, kandang Gajah, kandang Unta, kandang Kangguru, kandang Monyet, kandang Kelinci dan kandang Rusa; yang dalam proses pengerjaannya dipercepat.

Satwa yang menghuni kandang, selain didatangkan dari sekitar Sawahlunto sendiri, beberapa diantaranya sengaja didatangkan dari luar provinsi Sumatera Barat. Satwa tersebut antara lain adalah empat (4) ekor Gajah Sumatera, didatangkan dari Pusat Latihan Gajah Minas (PLG Minas), Duri – Riau; 2 ekor Unta Punuk Satu, serta 2 pasang Kangguru dan 2 pasang Rusa Jawa didatangkan dari Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta.

Beberapa sarana pendukung lain yang dibangun pada awal pendirian ini adalah dua (2) unit rumah jaga yang diperuntukkan bagi pawang gajah dan perawat satwa (animal keeper), satu (1) unit posko jaga untuk tenaga keamanan (Satpol PP).

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dipekerjakan  pada saat itu terdiri dari empat (4) orang mahout atau pawang Gajah yang sudah terlatih. Mahout dibawa dari PLG Minas. Selain mahout, ada empat (4) orang Animal Keeper dari Sawahlunto yang telah diberi pelatihan singkat oleh tenaga ahli dari Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta.

Berikut delapan (8) orang tenaga operasional yang pertama kali bekerja di Taman Satwa Kandi: 
- Nurdin Marbun (Pawang Gajah)
- Legianto (Pawang Gajah) – resigned/sudah mengundurkan diri
- Rahmad Efendi (Pawang Gajah)
- Nasib (Pawang Gajah)- Resigned/Sudah mengundurkan diri.
- Andri Yuliadi (Perawat Satwa) – Kini berpindah sebagai Petugas Sarana Wisata Air
- Irwan (Perawat Satwa)
- Hasoloan Sitorus (Perawat Satwa) – Resigned/Sudah Mengundurkan diri
- Romi Fernandes (Perawat Satwa) – Resigned/Sudah Mengundurkan diri

Sementara tenaga ticketing pada waktu itu adalah beberapa orang staf Kantor Pariwisata yang secara bergiliran bertugas sebagai tenaga Ticketing.

Kemudian pada Desember 2006, tepatnya tanggal 1 Desember 2006 Taman Satwa Kandi diresmikan oleh Mentri Kebudayaan dan Pariwisata yakni, Ir. Jero Wacik.

3 Responses to "Sejarah Taman Satwa Kandi/Kandih/Kandis"

  1. Nice place kak kapan ya gw bisa kesitu nunggu ombak di laut berenti kali ya, thanks ya informasinya walaupun enggak bisa kesana yang penting udah tau informasinya keep smile. mari mengenal pariwisata lombok utara di http://7og4nk.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. @lombokguide:Terima kasih atas kunjungannya ke blog ini, mudah-mudahan suatu saat ada kesempatan bisa main ke Sumatera Barat

    ReplyDelete
  3. kira2 kalo mau ngadain penelitian disana bisa ngk ya?datanya tersedia ngk,seperti manfaat adanya wisata kandis bagi masyarakat,pihak yang mengelola,dana investasi,jumlah wisatwan asing,domestik?
    mohon di reply

    ReplyDelete

MAAF KOMENTAR SPAM KAMI HAPUS