Sebelumnya atap Gazebo terbuat dari ijuk, yang dimaksudkan agar menambah kesan alami di lingkungan Taman Satwa Kandi. Namun atap ijuk hanya bisa bertahan sekitar 3 tahun. Seiring dengan waktu atap ijuk tidak mampu dipertahankan karena mulai lapuk. Bentuk atap yang semula rapi mulai berantakan karena seringnya terkena terpaan air hujan dan angin kencang. Satu hal lagi, oleh karena di Taman Satwa Kandi banyak terdapat pohon akasia, menyebabkan daun-daun kering yang berguguran menempel di atap ijuk tersebut. Sehingga semakin membuat atap ijuk terkesan kotor. Hal inilah yang menjadi pertimbangan sehingga semua atap-atap ijuk di seluruh Gazebo diganti dengan atap permanen seng multi roof. Meskipun tidak terlihat alami namun warna seng yang merah dan biru membuat Taman Satwa Kandi kelihatan lebih semarak dan bersih.
Gazebo di Taman Satwa Kandi
Sebelumnya atap Gazebo terbuat dari ijuk, yang dimaksudkan agar menambah kesan alami di lingkungan Taman Satwa Kandi. Namun atap ijuk hanya bisa bertahan sekitar 3 tahun. Seiring dengan waktu atap ijuk tidak mampu dipertahankan karena mulai lapuk. Bentuk atap yang semula rapi mulai berantakan karena seringnya terkena terpaan air hujan dan angin kencang. Satu hal lagi, oleh karena di Taman Satwa Kandi banyak terdapat pohon akasia, menyebabkan daun-daun kering yang berguguran menempel di atap ijuk tersebut. Sehingga semakin membuat atap ijuk terkesan kotor. Hal inilah yang menjadi pertimbangan sehingga semua atap-atap ijuk di seluruh Gazebo diganti dengan atap permanen seng multi roof. Meskipun tidak terlihat alami namun warna seng yang merah dan biru membuat Taman Satwa Kandi kelihatan lebih semarak dan bersih.
Pasti enak kalau jalan2 kesana
ReplyDeleteNanti kalau ada waktu, silahkan berkunjung ke Taman Satwa Kandi,Sawahlunto - Sumatera Barat.
ReplyDelete