Pemasaran Pariwisata (tourism marketing) sangat komplek sifatnya, dibandingkan dengan pemasaran barang-barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yang ingin dipasarkan sangat terikat pada suplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya.
Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata.
Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dan merupakan agent of development bagi daerah itu.
J. Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourisme merumuskan pemasaran pariwisata sebagai berikut:
"Marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of business policy by tourist undertaking whether private of state owned at local, regional, national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of identifiable consumer group and in doing so to achieve art approriate return"
Menurut J.Krippendorf, yang dimaksudkan dengan: "Pemasaran Pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar".
Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampton, MA dan L.M.Rothfield dalam buku mereka berjudul Tourism marketing merumuskan pengertian pemasaran pariwisata sebagai berikut:
"The management process through which the national Tourist Organizations (NTO) or tourist enterprises identify their selected tourist, actual and potential, communicated with them to ascertain and influence their wishes needs,motivations, like or dislikes, on local,regional, national and international levels, and formulate and adapt their tourist product accordingly in view of achieving optimal tourist satisfaction thereby fulfilling their objectives".
Tidak berbeda dengan J.Krippendorf, Salah Wahab dan kawan-kawan mengatakan yang dimaksudkan dengan:
"Pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang punya potensi untuk melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan,kebutuhan, memotivasinya terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah lokal,regional, nasional ataupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan optimal".
Bila kita perhatikan batasan yang diberikan Salah Wahab dan kawan-kawan ini dapat kita simpulkan bahwa pemasaran pariwisata mencakup:
Pertama:
Pemasaran pariwisata itu merupakan suatu proses manajemen yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Nasional (OPN),dengan bekerjasama dengan organisasi pariwisata swasta, PHRI, dan ASITA,yang mewakili perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata.
Kedua:
Melakukan identifikasi, terhadap kelompok-kelompok wisatawan yang sudah memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan wisata (actual demand) dan kelompok wisatawan yang memiliki potensi akan melakukan perjalanan wisata di waktu-waktu yang akan datang (potential demand)
Ketiga:
Melakukan koordinasi dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, dan memotivasinya terhadap apa yang disukai atau tidak disukai mereka, baik pada tingkal lokal, regional,nasional atau pun internasional.
Keempat:
Menyediakan objek dan atraksi wisata sesuai dengan persepsi wisatawan sehingga mereka merasa puas.
Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan suatu OPN atau Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) untuk menarik wisatawan (wisman dan wisnus) lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada DTW yang dikunjungi.
Usaha pemasaran itu harus berkelanjutan dan karena itu ia hendaknya merupakan suatu proses manajemen yang tiada henti-hentinya. Pengertian proses manajamen hendaknya diartikan sebagai berikut:
Sumber:
Buku: Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata
Penulis: Drs.H.Oka A. Yoeti, MBA
Penerbit: PT. Pradnya Paramita, Jakarta (Cetakan kedua tahun 2005)
Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata.
Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dan merupakan agent of development bagi daerah itu.
J. Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourisme merumuskan pemasaran pariwisata sebagai berikut:
"Marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of business policy by tourist undertaking whether private of state owned at local, regional, national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of identifiable consumer group and in doing so to achieve art approriate return"
Menurut J.Krippendorf, yang dimaksudkan dengan: "Pemasaran Pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar".
Prof. Dr. Salah Wahab, L.J Crampton, MA dan L.M.Rothfield dalam buku mereka berjudul Tourism marketing merumuskan pengertian pemasaran pariwisata sebagai berikut:
"The management process through which the national Tourist Organizations (NTO) or tourist enterprises identify their selected tourist, actual and potential, communicated with them to ascertain and influence their wishes needs,motivations, like or dislikes, on local,regional, national and international levels, and formulate and adapt their tourist product accordingly in view of achieving optimal tourist satisfaction thereby fulfilling their objectives".
Tidak berbeda dengan J.Krippendorf, Salah Wahab dan kawan-kawan mengatakan yang dimaksudkan dengan:
"Pemasaran pariwisata adalah suatu proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi pariwisata nasional atau perusahaan-perusahaan termasuk dalam kelompok industri pariwisata untuk melakukan identifikasi terhadap wisatawan yang sudah punya keinginan untuk melakukan perjalanan wisata dan wisatawan yang punya potensi untuk melakukan perjalanan wisata dengan jalan melakukan melakukan komunikasi dengan mereka, mempengaruhi keinginan,kebutuhan, memotivasinya terhadap apa yang disukai dan yang tidak disukainya, pada tingkat daerah-daerah lokal,regional, nasional ataupun internasional dengan menyediakan obyek dan atraksi wisata agar wisatawan memperoleh kepuasan optimal".
Bila kita perhatikan batasan yang diberikan Salah Wahab dan kawan-kawan ini dapat kita simpulkan bahwa pemasaran pariwisata mencakup:
Pertama:
Pemasaran pariwisata itu merupakan suatu proses manajemen yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Nasional (OPN),dengan bekerjasama dengan organisasi pariwisata swasta, PHRI, dan ASITA,yang mewakili perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata.
Kedua:
Melakukan identifikasi, terhadap kelompok-kelompok wisatawan yang sudah memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan wisata (actual demand) dan kelompok wisatawan yang memiliki potensi akan melakukan perjalanan wisata di waktu-waktu yang akan datang (potential demand)
Ketiga:
Melakukan koordinasi dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, dan memotivasinya terhadap apa yang disukai atau tidak disukai mereka, baik pada tingkal lokal, regional,nasional atau pun internasional.
Keempat:
Menyediakan objek dan atraksi wisata sesuai dengan persepsi wisatawan sehingga mereka merasa puas.
Pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan suatu OPN atau Organisasi Pariwisata Daerah (OPD) untuk menarik wisatawan (wisman dan wisnus) lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada DTW yang dikunjungi.
Usaha pemasaran itu harus berkelanjutan dan karena itu ia hendaknya merupakan suatu proses manajemen yang tiada henti-hentinya. Pengertian proses manajamen hendaknya diartikan sebagai berikut:
- Filosofi manajemen mengarahkan bahwa suatu proses harus berkelanjutan dengan kondisi yang terjadi saat ini dengan memperhatikan waktu yang akan datang (future time), yang akan membawa OPN atau OPD supaya dapat menjalankan fungsi-fungsi pemasaran dengan baik.
- OPN atau OPD hendaknya dapat menerapkan teknik dan strategi pemasaran modern, terutama dalam hal perencanaaan penelitian (research planning), peramalan (forecasting), seleksi pasar (market selection) atau saluran distribusi (distribution channel) dengan memperhatikan media iklan yang sesuai dengan target pasar yang dijadikan sasaran.
- Menjaga kualitas produk yang ditawarkan sesuai dengan (needs) dan keinginan (wants) serta sesuai dengan harapan wisatawan (tourist expectation), baik kualitas, harga, pelayanan, atau penyajian.
Sumber:
Buku: Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata
Penulis: Drs.H.Oka A. Yoeti, MBA
Penerbit: PT. Pradnya Paramita, Jakarta (Cetakan kedua tahun 2005)
0 Response to "Pemasaran Pariwisata"
Post a Comment
MAAF KOMENTAR SPAM KAMI HAPUS